Kamis, 11 Mei 2017

DILEMA PERKEMBANGAN SIMKAH DKI JAKARTA

Oleh : Hamdi Ihsan

Mengamati perkembangan simkah DKI Jakarta dari  tahun 2006 sampai sekarang. Karena dari  sejak itulah saya di angkat oleh SK Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Pusat sebagai operator simkah bersama kua lainnya. Turut merasakan suka duka teman-teman yang eksis turut mengamankan input data nikah kala itu pusat mengarahkan menggunakan aplikasi simkah manual menggunakan program excel.

Sejak diperkenalkan aplikasi simkah oleh Mas Aries Setiyawan Tahun 2010, saya menyebutnya sebagai gerbang awal Simkah Nasional dan terasa hingga kini, manfaat simkah untuk mempermudah pelayanan kua, baik input pendaftaran, proses penyimpanan data sistematis hingga dapat di cetak ke dalam lembaran NC, NB, Akta Nikah, Buku Nikah dan lainnya.

Perkembangan simkah nasional dari tahun berjalan, diakui Kua DKI Jakarta sangat lamban untuk maju, hal itu di pengaruhi banyak faktor antara lain belum ada sikap :
a.        Kompetensi
b.        Inisiatip
c.         Inovasi
d.        Motivasi
e.        Authority

Kendati arahan Bimas Pusat dan Kanwil DKI Jakarta sudah maksimal melakukan pengarahan dan pembinaan. Namun perubahan diinginkan tak lah kunjung maksimal. Ada beberapa efek untuk memotivasi kua melakukan perubahan sistem, diantaranya lewat lomba kua teladan, biasanya salah satu yang menarik dan berbeda dilakukan oleh pelayanan KUA adalah inovasi IT simkahnya, hal itu terlihat di beberapa kua luar Jakarta.

Sayangnya berdasar pengamatan di lapangan dan informasi beberapa sumber operator simkah jakarta, sistem simkah yang pernah di update tersebut tak bisa bertahan lama, hal itu disebabkan oleh banyak faktor diantaranya kurang eksis, kurang koordinasi dan mutasi.

Ada yang menarik yang menjadi dilema dan itu sudah menjadi bahasan teman-teman operator bisa dikatakan sebuah hambatan untuk berkembang, kendati rata-rata operator simkah lama sudah kenyang mendapat pelatihan simkah hingga beberapa sampai ke level TOT ( Training Of Trainer ), sayangnya ilmu-ilmu tersebut lebih banyak di simpan jadi catatan sendiri daripada di kembangkan, walau dikembangkan tidak mampu untuk direalisasikan, kalaupun bisa direalisasikan hanya untuk kalangan sendiri, hal ini disebabkan ketidakmampuan leader ( kepala kua ) menjawab tantangan simkah yang seharusnya Jakarta sudah mampu untuk maju.

Perbedaan perkembangan Simkah khususnya Jawa Tengah, Jawa Timur, Jogyakarta, dan Jawa Barat hingga Sumatera, mereka lebih maju dan kompak untuk terus melakukan pembenahan, dan mayoritas yang menjadi authority simkah daerah itu dikoordinasi langsung oleh penghulu dan Kepala KUA. Sedangkan Operator Simkah Jakarta 100 % adalah staf pelaksana.

Kalau hal tersebut menjadi kendala lantaran posisi operator Simkah Jakarta hanyalah Staf Pelaksana, bukanlah alasan tepat sebagai leader hanya menunggu koordinasi dari kanwil. Sebuah pertanyaan dan tantangan bagi Kanwil DKI Jakarta, bisa saja Jakarta di pegang oleh penghulu dan Kepala KUA dengan mengadakan pelatihan simkah dasar hingga mahir, karena merekalah yang mengendalikan wewenang penuh atas perkembangan simkah di ranah KUA nya masing-masing.

Capture Photo Catin di Photobooth KUA ( ARIES SETIYAWAN )




Simkah2Simponi ( ARIES SETIYAWAN )



Prosedur Mengurus Duplikat ( KUA Klojen )




Cetak Buku Nikah ( Aries Setiyawan )




Cara Mengonlinekan NC ( Muchojin Puji Santoso )




Tutorial Simkah Web Install ( Kang Nashor )




DILEMA PERKEMBANGAN SIMKAH DKI JAKARTA

Oleh : Hamdi Ihsan Mengamati perkembangan simkah DKI Jakarta dari   tahun 2006 sampai sekarang. Karena dari   sejak itulah saya di an...